Sejarah Seumur Hidup sampai masuk LPM INSTITUT - Manuskrip University
Headlines News :

Misteri

National
Home » » Sejarah Seumur Hidup sampai masuk LPM INSTITUT

Sejarah Seumur Hidup sampai masuk LPM INSTITUT

Written By Unknown on Kamis, 12 April 2012 | 00.37

(ABDURROHIM AL AYUBI)
Bismilahirrahmanirrahim...
            Puji syukur khadirat Allah swt, karena dengan rahmat dan ridhonya insya allah saya bisa memulai untuk menulis sejarah saya lahir sampai masuk LPM yang sangat saya cintai. Karena LPM bagi saya adalah salah satu jalan menuju jalan kesuksesan. Karena orang tidak ada yang ingin menjadi orang yang tidak sukses, semua orang yang ada di muka bumi ini ingin sukses hanya mereka tidak mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang harus dia tinggalkan. Sholawat beserta salam semoga tetap selalu tercurahkan kepada baginda kita yakni kanjeng nabi muhammad SAW, juga kepada keluarganya, kepada shohabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita hatta yaumil qiamah. Amiin,,,,,,
            Terima kasih kepada kakak-kakak panitia yang telah membimbing kami dengan begitu pantang menyerah. Sehingga kami sangat selalu sadar, bahwa waktu, tugas, hormat dan lain sebagainya itu memang berharga. Hanya saja ya mungkin kita selaku manusia biasa yang do’if mungkin selalu melanggar aturan-aturan yang telah berlaku. Tetapi kelak nanti mudah-mudahan kita sedikitpun tidak akan pernah melanggarnya.

            Mungkin hanya itu saja muqoddimah dari saya tidak akan panjang lebar.
Nama yang paling indah dan mungkin sangat banyak makna sehingga mungkin tingkah laku saya sedikit sama dengan nama. Abdurrohim Al Ayubi adalah nama asli pemberian kedua orang tua, dilahirkan di pandeglang-banten. Dulu orang tua saya selalu bilang bahwa saya adalah anak yang pintar, rajin dan sebagainya. Tetapi sekarang sudah tidak keluar lagi dari pembicaraan kedua orang tua saya, entah kenapa??. Tapi saya berfikir bahwa saya sudah dewasa dan jangan selalu ingin mendapat pujian dari orang tua karena jika sudah besar sudah seharusnya balikk pujian terhadap orang tua saya. Itu kata guru saya..
            Orang tua yang selalu banting tulang hanya untuk biaya hidup dan sekolah yang seharusnya sudah pantas saya beri pujian agar tidak kecewa, karena saya tidak bisa memberi apa-apa terhadap kedua orang tua. Entah apa lagi yang harus saya tulis sekarang karena jika ditulis tidak akan cukup jika hanya 5 lembar, tetapi mungkin saya hanya menulis yang pentingnya saja.
            Setelah umur 6 tahun saya di masukan ke Mda, yaitu pengajian khusus untuk anak kecil yang belum sekolah SD atau masih dalam jenjang SD, setelah lama kelamaan saya dimasukan ke sekolah SDN cikuya 3. Disana saya belajar membaca dan menulis, kelas satu hanya mendapatkan dua pelajaran yaitu bahasa indonesia dan matematika. Untuk pertama kali yang memang bangga bahwa saya adalah anak sekolahan, pokoknya sangat bangga sekali. Sampai adik saya iri trhadap saya karena ingin juga masuk sekolah dasar tetapi orang tua saya selalu melarang karena belum cukup umur ktanya. Adik memaksa sekali dan pada akhirnya dia masuk dan duduk bersama saya, setelah kenaikan kelas adik saya tidak naik kelas karena oleh orang tua saya dilarang. Adik saya cuek aja meskipun dia tidak naik kelas karena pikiran dia itu yang penting sekolah.
            Pada kelas tiga orang tua saya merantau ke kalimantan tengah dan sayapun di ajak tetapi setelah kelas 5 SD saya dan keluarga saya kembali ke banten dan akhirnya sayapun menjadi murid baru lagi. Tetapi saya tidak asing lagi lagi karena SD yang saya masuki adalah SD yang dulu saya masuki, sehingga tidak sedikit pun saya diberikan rasa malu. Untuk permainan di SD saya pikir tidak akan jauh berbeda dengan SD lainnya khususnya disekitar desa saya, ya paling main kelereng, main bola, dan main karet untuk anak yang putri. Setiap pagi saya selalu begitu, sedikit memprediksikan bahwa waktu kecil dengan sekarang sedikit berbeda yaitu SD saya tidak mengenal yang namanya bolos, tetapi sekarang bolos itu adalah keluar dari sekolah dan main-main ma temen. Tapi kalo dulu bahasanya bukan bolos pulang aja, ternyata sama aja.
           
            Pelulusan pun telah berlangsung dan di SD saya ada acara yang disebut dengan nama lisengan yaitu, pidato satu persatu siswa yang telah lulus maupun yang naik kelas. Itu di lakukan setiap tahun, kebetulan saya berpidato rukun iman saya sebutkan rukun iman ada berapa dan lain-lain yang kemudian diakhiri dengan salam, orang tua saya langsung menyawer dengan urang receh. Itulah adat kelulusan di SD saya. Sangat menyenagkan sekali ternyata kalo inget waktu SD.
            Setelah libur panjang kira-kira 2 minggu saya ditawarkan oleh guru saya untuk masuk MTS tetapi saya menolaknya. Karena saya memang tidak ada niat untuk masuk Mts, dan lagi pula tempatnya sangat jauh untuk di jangkau dengan mobil, dan sayang nya mobil itu tidak ada makanya saya tidak mau, setelah saya bertanya kepada orang tua saya untuk bisa sekolah di SMP labuan karena tadinya saya mau sambil pesantren, tetapi orang tua saya melarang untuk sekolah jauh-jauh. Setelah mendapat persetujuan dari orang tua bahwa saya harus sekolah jangan jauh. Akhirnya saya dimasukan ke SMPN 1 Pagelaran. Saya didaftarkan oleh paman. Memang pada saat itu saya sakit parah, awalnya saya dilarang masuk dulu karena mungkin ibu kasian melihat saya sakit panas. Saya memaksa masuk karena saya harus tes masuk SMP, jika seandainya tidak ikut mungkin saya tidak diterima, kemudian langsung diantar oleh bapak saya. Setelah itu saya langsung masuk kelas dan mengikuti tes tetapi setelah saya baca do’a dengan khusu’ agar saya tes dengan lancar. Yang pada akhirnya saya pun bisa mengerjakan soal itu dengan lancar meski sedikit pusing karena memang saat itu keadaan badan saya sedang sakit.
            Setelah beberapa hari saya menunggu hasil dari pengumuman, yang pada akhirnya nama saya tercantum dalam mading, artinya bahwa saya diterima untuk belajar di SMPN 1 Pagelaran. Seperti biasa awal untuk menikuti pelajaran adalah menikuti MOS (Masa Orientasi Siswa) satu minggu para calon siswa mengikuti kegiatan tersebut. Dan pada hari terakhir Mos kepala sekolah menyatakan bahwa kita telah menjadi siswa SMPN 1 Pagelaran. Kesesokan harinya pun kita langsung memakai seragam sebagaimana mestinya yaitu putih biru.
            Untuk hari pertama saya merasa sangat senang sekali karena saya pikir masih terasa asing. Tetapi sifat kemanusiaan telah datang bahwa saya sangat malas sekali sekolah karena pada saat itu saya ingin sekali pesantren, tetapi kedua orang tua saya masih melarang untuk pesantren. Karena beberapa kali orang tua saya mengatakan bahwa seandainya saya pesantren pasti tidak akan kuat. Ibu saya terus meminta agar saya sekolah yang rajin, untuk pesantren nanti SMA saja kata ibu. Setelah mendengar itu saya kembali normal untuk sekolah setiap hari seperti biasanya. Untuk disekolah saya tergolong siswa yang biasa-biasa saja, tidak bodah dan tidak juga pintar. Sehingga saya tidak pernah mendapatkan penghargaan sedikit pun dari sekolah. Itulah saya, meski tidak mendapatkan pengahargaan apapun dari sekolah tetapi tidak menjadi penghalang untuk saya belajar dengan sebagai mana siswa biasanya.
            Singkat cerita saya pun lulus dari SMPN 1 Pagelaran, akhirnya saya ingin sekali melanjutkan sekolah SMA. Awalnya mendaftar di SMAN 4 Pandeglang. Penerimaan itu dilihat dari hasil nilai ujian kelulusan kemarin (NEM). Mungkin tuhan selalu mentakdirkan saya untuk mendapatkan nilai pas-pasan. Pada saat itu nem saya 22, 7. Tetapi dari pihak SMAN 4 Pandeglang meminta 25,5. Yang seharusnya saya itu sudah mengetahui bahwa saya tidak akan di terima, tetapi saya ingin sekali mencoba pada saat itu. Dan memang jelas setelah saya menunggu kelulusan saya pun tidak diterima. Semua siswa yang ingin melanjutkan  ke SMA tetapi mereka tidak diterima dikumpulkan oleh guru. Dan guru itu ingin sekali membantu kita untuk melanjutkan ke jenjang SMA. Akhirnya sayapun disarankan oleh guru saya untuk sekolah ke SMAN 10 Pandeglang. Karena guru saya keponakannyapun sekolah disana juga. Dan saya dengan tidak berfikir panjang lagi menerima tawaran dari guru.
            Pendaftaran itu secara kolektif, Cuma yang mau sekolah ke SMAN 10 Pandeglang. Tetapi semangat kami untuk ingin sekali melanjutkan sekolah SMA sangat lah tinggi, karena dari masing-masing teman saya saling curhat bahwa mereka ingin sekali melanjutkannya. Waktu itu kita meskipun bukan siswa SMA, tetapi kita main-main ke tempat itu seolah-olah kita sudah menjadi siswa. Kemudian beberapa saat seperti biasa. Tes pun dimulai dan kami memakai seragam SMP. Sampai pada waktu pengumuman akhirnya saya diterima untuk menjadi siswa SMAN 10 Pandeglang.
`           setelah beberapa hari saya merasa capek pulang pergi pake motor, karena tidak terbiasa dan sayapun tidak lancar. Apalagi dijalan raya, sayapun memutuskan untuk mencari pesabtren. Saya bilang sama orang tua, bahwa saya ingin sekali pesantren dan ibu sayapun merestuinya. Pada hari senin selepas pulang sekolah ibu telah menunggu di gapura untuk mencari bersama-sama pesantren yang kiranya cocok untuk ibu, dan cocok untuk saya peribadi. Setelah menanyakan kepada warga sekitar sekolah saya, ibu menanyakan pesantren yang dekat dengan SMA, kemudian orang yang ditanya oleh ibu saya mengatakan tidak jauh dari sekolah tikungan pertama belok kanan dia bilang disitu ada pesantren. Sesampai di pesantren ibu langsung ke pengasuh pesantren nya meminta agar rohim bisa di pesantrenkan disini, kiyainyapun meridoi saya,
            Setelah hari sabtu saya langsung pergi kepesantren sambil membawa barang-barang. Pada hari seninnya saya langsung berangkat kesekolah yang memang tidak jauh dari pesantren, perjalanannya paling 5 menit saya sampai. Karena saking dekatnya. Hari demi hari saya melaksanakan kewajiban saya selaku pelajar. setelah mau naik kelas dua kita sekolah mau ada seleksi untuk setiap jurusan. Saya ingin sekali masuk IPA, dan dengan bantuan do’a orang tua juga dukungan dari orang tua. Akhirnya sayapun masuk IPA, sampai kelulusan saya tetap IPA. Karena memang di IPA sangat sulit sehingga banyak teman-teman saya yang pindah jurusan. Terus waktu berjalan dan pada ajhirnya kita semua LULUS.
            Setelah lulus kita bingung lagi, mau kemana setelah ini karena kita sangat susah sekali untuk masuk ke perguruan tinggi. Setelah pembukaan PTAIN, saya langsung daftar. Kenapa saya masuk UIN syarif Hidayatulah jakarta, karena pada awal pemilihan jurusan dan unversitas, saya iseng-iseng jurusan pertama saya klik uin. Dan plihan kedua-ketiga saya klik IAIN SMH banten. Setelah pengumuman saya diterima di UIN, dan pda keesokan harinya saya langsung kerumah guru saya yang memberi petunuk terhadap saya untuk ikut PTAIN. Akirnya kami pun senang karena diterima di UIN jakarta yang menurut saya itu adalah kampus yamg faforit. Ibu guru saya langsung memberika alamatnya.
            Setelah seminggu saya langsung berangkat ke ciputat, karena ingin tau langkah selanjutnya seperti apa. Saya menunggu 1 bulan lagi, karena registrasi PTAIN dibarengkan dengan ujian mandiri. Karena mendengar itu saya pikir lama, sayapun langsung pulang kerumah menunggu jadwal untuk registrasi. Setelah registrasi selesai saya pulang lagi kerumah, sekalian minta bekal yg sedikit tambah. Karena kata saya mungkin rohim langsung kuliah, orang tua pun dengan hait yang bersih selalu menasehati saya agar sealu hati-hati bertingkah karena ciputat istilahnya adalah negeri orang, gitu bahasa orang tua.
            Semester 1 saya lewati dan langsung menuju semester 2, dan pada akhirnya saya berfikir seandainya saya tidak ikut ukm saya mungkin tidak mempunyai keterampilan. Setelah saya merenungkan saya langsung tanya-tanya ke senior, bahwa jika saya masuk ukm ini nantinya bagaimana? Tetapi saya dimnta untuk membaca tentang ukm ahirnya saya baca ukm LPM. Saya selalu menunggu-nunggunya untuk ikut LPM, setelah stand nya ada saya langsung mendaftarkan diri untuk menjadi pesrta LPM, setelah itu saya pun dengan uang pas-pasan mendaftar kan diri.

            Mungkin hanya itu saja cerita dari saya, kurang lebihnya mohon maaf, jika pun kurang faham bisa langsung ditanyakan kepada orangnya..

Oleh : ABDURROHIM AL AYUBI
Kel : satu
Mentor : ka UMAR dan ka OBI 
Share this article :

3 komentar:

  1. ok banget bos
    muancaaaaaaaaaapppppp

    ditunggu kunbalnya bos

    BalasHapus
  2. saya suka dengan kerangka bahasanya yang tidak terlalu muluk-muluk sehingga dapat terbayang oleh pembaca, tapi sedikit ada keganjalan mengenai proses dari masa kemasa sehingga sebelum masa habis tiba-tiba langsung menuju masa selanjutnya kata orang jawa bilang itu crita "mak jegagik" tiba-tiba langsung berhenti dan di lanjutkan dengan paragraf selanjutnya tanpa di critakan sebab musababnya...

    maaf mas da lancang untuk ngritik tulisan mas ........

    semoga harapn dari crita diatas dapt terwujud.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. ok bro, mudah-mudahan ini jadi awal usaha saya, yang kemudian mengantarkan saya pada pada kesuksesan, amiin.

      Hapus

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Manuskrip University - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger