Membunuh Juru Selamat - Manuskrip University
Headlines News :

Misteri

National
Home » » Membunuh Juru Selamat

Membunuh Juru Selamat

Written By Unknown on Rabu, 06 Februari 2013 | 03.26





Istana yang berdiri kokoh, dihuni oleh Wali. Ia adalah penguasa di negaranya. Di sana ia ditemani tiga professor sebagai penasehat. Mereka Melchior, Jasmine, dan Balthazar. Ia juga memiliki pesuruh bernama Juru Sita. Wali dikenal licik oleh masyarakat, karena ketidakpeduliannya untuk membenahi keadaan krisis, di mana saat itu manusia membutuhkan juru selamat.

Di saat amukan masyarakat membuat keadaan semakin kacau, Wali memberikan wejangan agar masyarakat tenang dalam menghadapi keadaan krisis, Wali memberitahukan Nabi yang ditunggu-tunggu sudah berada di istana dan akan menunjukkan jalan keselamatan.

Tanpa disangka-sangka, Wali kaget melihat dua Nabi kembar muncul. Nabi yang ia kira hanya satu ternyata ada dua. Mereka tidak memiliki perbedaan sedikit pun. Bukan saja fisiknya, biografinya identik pula.
Demi mencari keaslian Nabi, Wali meminta ke tiga professornya untuk memastikan Nabi mana yang asli dan layak dipercaya. Melchior yang melihat dua Nabi kembar pun kaget dan kelimpungan. Buku referensi yang dibawa Balthazar juga tidak dapat membedakan Nabi kembar.

“Kita lihat pemborosan yang keterlaluan dari alam. Tidak adanya planning yang rasional. Selama berabad-abad tidak ada (Nabi), tiba-tiba (muncul) dua sekaligus. Lebih buruk lagi ini terjadi pada saat krisis. Sekarang harapan masyarakat telah terpenuhi, tapi double,” kata Melchior dengan penuh keanehan.

Rakyat yang masih berkumpul di depan istana menunggu kepastian. Sementara tiga profesor itu tidak bisa memutuskan Nabi yang benar. “Jika ada dua Nabi kembar pasti salah satu dari mereka ada yang palsu. Aku punya ide untuk membunuh satu Nabi yang palsu,” ucap wali saat berembuk dengan tiga profesor andalannya.

Sang Wali dengan intrik politik yang licik, memerintahkan kepada Juru Sita membunuh salah satu Nabi. Awalnya, Juru Sita menolak perintah Wali, tapi Wali mengancam akan menjebloskannya ke penjara jika ia tidak mengikuti perintahnya. Juru Sita pun mengambil kapak yang telah disediakan oleh Wali.

Setelah membunuh salah satu Nabi sambil membawa kepalanya, Juru Sita ketagihan untuk membunuh Nabi satunya. Ia pun mulai menyukai pekerjaannya. Akan tetapi, Wali melarangnya karena Nabi satunya tidak berdosa.

Berbagai cara dilakukan Wali untuk menahan keinginan Juru Sita. Namun, Juru Sita tetap gigih dengan keputusannya. Ia menganggap membunuh Nabi merupakan pekerjaan mulia. Tak lama Juru Sita muncul dengan muka ceria sambil menunjukkan kepala Nabi yang satunya kepada Wali.

Wali beserta tiga profesor andalannya menangis melihat kelakuan Juru Sita yang dianggap sudah gila. Keadaan istana menjadi kacau dan Wali mesti mempertanggungjawabkan keadaan ini kepada rakyat yang terus menunggu kepastian.

Rakyat yang bosan menunggu, akhirnya murka dan menerobos istana. Anarki tak bisa terelakkan. Wali dan para profesornya menjadi korban amukan demonstran, kecuali Juru Sita yang selamat dari amukan rakyat. Saat rakyat berhasil memasuki istana, Juru Sita tidak ada di dalamnya.

Begitulah akhir dari pementasan kelompok Teater Amoeba, yang diselenggarakan di Gedung Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (9/6) malam. Pentas bertajuk “Nabi Kembar” ini, merupakan adaptasi naskah Dramawan Polandia, Slawomir Mrozek.

Pemeran Profesor Melchior, Lutfi Aziz mengatakan, lakon ini pernah dimainkan saat Festifal Teater Jakarta (FTJ) 2010 dan menjadi juara favorit. Persiapan teater ini cukup singkat, karena hanya memerlukan waktu lima bulan. Kendala yang dianggapnya paling berat menentukan waktu. “Kita diminta Salihara untuk membawakan naskah ini lagi,” ucapnya.

Taufan Maulana selaku penonton merasa terhibur dan mendapat pengetahuan dari pertunjukkan Teater Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Mercu Buana ini. “Banyak makna dalam tekstur maupun dalam setiap dialognya. Bahkan dalam setiap  blocking pergerakannya mengandung pesan,” ujarnya. (Abdurrohim Al Ayubi)

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Manuskrip University - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger