Semangatilah Aku Untuk Menulis - Manuskrip University
Headlines News :

Misteri

National
Home » » Semangatilah Aku Untuk Menulis

Semangatilah Aku Untuk Menulis

Written By Unknown on Rabu, 06 Februari 2013 | 06.55





Aku buka kembali medium untuk menulis. Alangkah beruntungnya aku hidup pada waktu sekarang. Tak bisa dibayangkan ketika harus hidup dengan orang-orang pada waktu yang sulit untuk menuangkan ide-idenya agar menjadi sebuah teks. Meski demikian, mereka tidak memusingkan apa yang telah mereka hadapi. Dengan mudah mereka kucurkan idenya, tanpa mereka takuti apa yang akan terjadi bila teks-teks yang mereka tulis di cemooh atau bahkan dibakar sekalipun.

Tapi apa yang terjadi sekarang, teks-teks yang sebelumnya dianggap sebagai pembawa kejalan yang tidak benar malah dijadikan sebuah referensi. Tentu ini jauh berbeda dengan apa yang aku pikirkan sekarang. Saat ini tak ada yang dapat menghalangiku untuk berhenti menulis. Tak tahu kenapa, fantasiku selalu memberikan gambaran bahwa aku tidak dapat menjadi orang-orang yang hebat. Meski cita-citaku hanya setinggi tanah, namun apa salahnya jika aku meloncat agar menjadi pendekar menulis terbaik dalam sejarah.

Aku tidak membicarakan hari ini, melainkan sejak aku berkecimpung pada dunia penulisan. Sekarang aku heran, kenapa mengerjakan tugas tidak dari pagi tadi atau semalamnya. Padahal, menulis pagi dan malam tentu akan ada “ilham” yang memberikan banyak kata-kata yang bagus untuk ditulis. Serta tanpa menunggu apa yang harus aku lakukan agar dapat ditulis hari ini. Memang, aku tak begitu mahir dalam mendeskripsikan kejadian. Namun, harusnya ada benih motivasi untuk menulis.

Tidak dapat ku pungkiri, meski aku sebelumnya sangat benci untuk menulis, Mau tidak mau harus melakukannya. Sebab, sekarang aku sudah berbaur dengan orang-orang yang rajin menulis. Untungnya setelah jum’atan, aku diberikan motivasi untuk dapat menyelesaikan tulisanku hari ini. Sedikit demi sedikit aku terapkan kata-kata agar menjadi sebuah kalimat yang baik. Aku selalu memikirkan waktu tadi pagi, padahal aku tidak kuliah. Seandainya waktu lima jam itu aku pakai untuk berpikir, mungkin kata yang aku terapkan bisa “melahirkan” sebuah artikel yang menarik.

Saat tadi pagi, aku melamun sambil menyender di rak buku terpikirkan untuk menulis. Tapi, ketakutan-ketakutan itu tidak dapat menghentikanku dari lamunan. Apa lagi ketika aku melihat seniorku  sedang menulis tugas dari kemarin dua hari yang lalu sampai saat ini belum juga selesai. Rasa ingin menulis itu benar-benar aku aplikasikan setelah jum’atan.

Rasanya cerah, serasa habis mencuci pakaian yang bertumpuk. Dalam proses penulisan tadi, tidak perlu berpikir lama untuk untuk menyusun sebuah kata, rasanya memang mengalir. Namun, hal ini tidak sesering mungkin aku rasakan. Kemarin saja, aku menulisnya sambil presentasi. Sebetulnya itu tidak enak ketika harus menulisnya sambil menjelaskan pembahasan pada makalah. Rasanya pegal ketika harus menahan leher agar tidak terlihat oleh dosen bahwa aku sedang mengerjakan tugas lain.

Rasa semngat ini harus aku bakar terlebih dahulu agar dapat hidup. Aku sangat berharap rasa semangat ini senantiasa muncul seperti halnya yang dimiliki oleh orang-orang sukses sebelumnya. Semangat mereka muncul tanpa stimulus, melainkan senantiasa membara seperti api matahari yang ada hingga saat ini. Selesai!!!


(ABR)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Manuskrip University - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger